cerpen astronomi

by 05.02 0 komentar
Tak Kenal Lelah Merajut Benang Kesuksesan



Suatu malam, aku melihat dan memandangi bintang yang sangat terang di langit. Nama bintang itu adalah Sirius. Di sebelahnya terdapat rasi bintang yang paling aku suka yaitu Orion. Sungguh...!!!? Dengan melihat keindahan langit yang bertabur bintang semakin membuatku terpesona dengan keagungan ciptaan Allah SWT.
Tidak lama kemudian, terdengar suara derap langkah kaki ibuku yang berjalan ke arahku seraya berkata,”Nita, ini sudah malam. Jangan suka berdiri di teras sendirian pada malam hari. Ini tidak baik untuk kamu yang masih remaja.”
Mendengar suara ibuku, aku langsung menuruti permintaannya untuk masuk ke dalam rumah dan bergegas pergi ke kamarku untuk segera tidur dan berharap mendapatkan sebuah mimpi yang sangat indah.
Keesokan harinya, aku pergi ke sekolah. Hari ini aku sangat bersemangat sekali pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu karena hari ini adalah hari di mana ada bimbingan belajar astronomi buat OSK (Olimpiade Sains Kabupaten) yang seminggu lagi bakal diadakan di Balai Kabupaten. Bimbingan ini dilaksanakan seminggu sekali dan dimulai sejak 3 bulan yang lalu, maka dari itu aku sangat menanti-nantikan hari ini.
Sesampai di sekolah, aku langsung menuju ke kelas tercintaku yaitu, kelas X-3.
“Hai Nita, hari ini kamu tampak ceria dan bersemangat sekali. Ada apa?” tanya Keyla, sahabat karibku.
“Ya iya donk. Setiap hari kita harus menjalani kehidupan itu dengan ceria dan penuh semangat. Keep your spirit, kawan!” semburku.
“Halahh.. Aku tahu, pasti gara-gara nanti ada bimbingan astronomi kan!” tebak Keyla.
“Nah itu udah tahu. Tapi, terkadang aku merasa minder sama Kak Junior. Kamu tahu sendiri kan, kalau Kak Junior itu juara harapan 1 OSK astronomi tahun kemarin.” jawabku.
“Iya, Kak Junior memang hebat. Udah pinter, alim, ganteng, baik, tidak sombong, dan jadi pengurus OSIS pula di sekolah kita. Gak kayak Si Risma Si tukang bohong itu. Pasti dia masuk peserta OSK gara-gara menyuap guru, tuh.” tambah Keyla.
“Husshh..Jangan menuduh orang sembarangan. Itu hal yang tidak baik. Gimana nih, besok kalau olimpiade pasti aku tidak sebanding dengan Kak Junior yang kelasnya berada satu tingkat di atasku?” kataku.
“Kamu tidak boleh nyerah gitu aja donk. Walaupun begitu kamu harus terus berusaha, siapa tahu kamu besok bisa mengalahkan dia.” tutur Keyla.
Aku hanya manggut-manggut saja mendengar penuturan Keyla.
Sepulang sekolah aku langsung pergi ke Laboratorium Fisika untuk menjalani bimbel astronomi. Sesampai di sana, laboratorium masih kosong belum ada seseorang satu pun. Aku pun menyempatkan diri untuk melihat-lihat miniatur planet-planet yang ditempatkan di ujung laboratorium.
“Nita, apa yang kamu lakukan di situ?” tanya Risma dengan nada keras yang membuatku terkejut seketika.
“Ahh, tidak. Aku cuma ingin melihat miniatur planet-planet ini saja.” jawabku.
“Ohhh...gitu ya. Tapi, hati-hati lohh. Jangan sampai tangan kamu merusak barang mahal itu!” kata Risma dengan pandangan penuh curiga.
Tidak lama kemudian, Kak Junior datang bersama dengan Pak Yanuar, guru pembimbing astronomi. Dan bimbingan astronomi pun dimulai. Kegiatan belajar-mengajar berjalan dengan baik. Kak junior selalu aktif bertanya dan menjawab soal, hal ini selalu membuatku tambah minder. Tapi, aku harus tetap bersemangat. Aku akan cepat-cepat mengerjakan soal yang diberikan Pak Yanuar di papan agar tidak di dahului Kak Junior.
“Ayo, siapa yang bisa mengerjakan soal hukum kepler ini!” kata Pak Yanuar.
“Saya akan mencobanya, Pak.” kataku.
“Iya Anita, silahkan!!”
Kemudian aku mengerjakan soal di papan dengan semangat. Tak lama kemudian, Pak Yanuar berkata,”Gimana anak-anak, apa jawaban yang ditulis Anita sudah betul?”
“Menurut saya, rumus yang digunakan Anita telah terbalik, seharusnya yang dipangkat tiga itu periodenya bukan jaraknya.” jawab Kak Junior.
“Memang betul yang dikatakan Junior. Jadi, rumus yang kamu gunakan itu terbalik, Anita.” tambah Pak Yanuar.
“Ohh, gitu ya. Ma’af saya tadi kurang teliti.” jawabku dengan muka memerah karena malu.
“Halah... Soal mudah begitu saja tidak bisa, apalagi kalau soal olimpiade.” ejek Risma.
Hari sudah mulai sore. Akhirnya, Pak Yanuar mengakhiri pertemuan bimbel astronomi hari ini. Sewaktu berjalan keluar dari laboratorium, aku masih belum bisa melupakan kejadian tadi.
Tiba-tiba Kak Junior menghampiriku,”Hai Anita. Kejadian yang tadi lupakan saja, setiap orang kan terkadang selalu punya kesalahan. Maka, jadikanlah kesalahan itu sebagai pembelajaran yang terbaik.”
“Lho, Kak Junior kok tahu kalau aku masih memikirkan kejadian tadi.”
“Itu sudah terlihat dari raut wajah kamu, Anita. Sudah lupakan saja karena seminggu lagi OSK astro akan diadakan. Jadi, kita harus tetap semangat untuk meraih cita-cita kita!”
“Ok, aku akan tetap semangat kok, Kak!”
“Kamu suka melihat bintang kan! Kebetulan aku punya dua peta bintang. Ini yang satu aku berikan ke kamu. Kamu mau, kan!!”
“Wah, terima kasih banyak, Kak. Peta bintangnya sangat bagus.” kataku dengan senang.
“Oh iya, Kalau ada waktu luang, Bagaimana kalau kita belajar astronomi bersama-sama?”ajak Kak Junior.
“Baik, Kak. Aku setuju.” jawabku dengan senang.
Malam harinya, sambil membawa peta bintang dari Kak Junior, aku pergi ke halaman rumah untuk mengamati kembali keindahan langit malam. Malam ini lumayan cukup cerah sehingga hampir semua rasi bintang dapat teramati dengan baik oleh mata telanjang. Di sebelah utara tampak rasi bintang Ursa Mayor seolah-olah seperti beruang raksasa yang cukup besar. Sedangkan tepat di atas rumahku ada rasi bintang Orion yang menggambarkan seorang pemburu. Rasi bintang ini paling aku suka karena menggambarkan keberanian seorang pemburu. Tiba-tiba, secara tidak sengaja aku melihat sebuah fireball (meteor besar yang jatuh sehingga menyerupai bola api besar) yang melintas di rasi bintang Orion. Sungguh sangat indah dipandang mata.
Tak lama kemudian, ibuku tersayang kembali menasehatiku seperti hari-hari sebelumnya,”Ayo cepat masuk, Anita. Ini sudah malam. Sudah berapa kali mama peringatkan kamu.”
“Hehehe...Ma’af, Ma. Anita cuma ingin melihat keindahan langit malam.”
Sesampai di kamarku, aku masih melihat-lihat sebuah peta bintang yang diberi oleh Kak Junior. Aku membayangkan betapa luasnya alam semesta ini. Aku sangat ingin menjadi astronot dan menemukan hal-hal baru yang belum diketahui umat manusia di jagad raya ini. Makanya, aku harus belajar dengan giat agar bisa memenangkan OSK. Ini adalah jalanku untuk mewujudkan cita-citaku itu. Kemudian tidak terasa bahwa aku sudah tertidur pulas sambil memegang peta bintang tadi.
Seminggu kemudian, saat-saat yang ditunggu telah tiba. Aku, Kak Junior, dan Risma akan menghadapi soal OSK astronomi di Balai Kabupaten. Di sekelilingku banyak siswa-siswi jenius yang berasal dari berbagai macam sekolah favorit. Aku masih memegang soal yang diberikan pengawas lomba dengan penuh gemetaran. Aku berdoa agar aku bisa mengerjakan soal ini dengan baik serta mampu menghasilkan hasil yang terbaik buatku.
“Ting Tong. Perhatian.. Perhatian.. Waktu mengerjakan soal sudah habis. Harap mengumpulkan lembar jawaban dengan tenang kepada pengawas.”
Kemudian aku mengumpulkan lembar jawabanku kepada pengawas. Aku berdoa agar bisa mendapatkan hasil terbaik dan beasiswa dari OSK tersebut.
Seminggu kemudian, aku, Kak Junior, dan Risma kembali berkumpul di laboratorium Fisika 
untuk menanti hasil lomba yang dibawa oleh Pak Yanuar.
Dan Pak Yanuar mengumumkan bahwa Aku, Kak Junior, dan Risma mendapatkan hasil yang 
maksimal karena sudah berusaha dengan baik.
“Selamat Junior dan Anita kamu berhasil menjadi juara dalam olimpiade ini. 
Junior mendapatkan  Juara 1 sedangkan Anita mendapatkan juara 2. Dan kamu Risma, 
walaupun tidak masuk 10 besar, tidak usah berkecil hati karena sudah berusaha 
dengan cukup baik.” kata Pak Yanuar.
“Wahh, beneran saya dapat juara 2.” kataku dengan wajah tidak percaya.
“Betul, Anita.” jawab Pak Yanuar.
“Alhamdulillah..Terima Kasih Ya Allah..Engkau telah mewujudkan impianku.”
“Selamat Anita, akhirnya kamu mendapatkan hasil yang maksimal. Aku salut sama kamu.” 
kata Kak Junior.
“Sama-sama, Kak. Aku juga mau mengucapkan Selamat kepada Kakak. 
Kan Kakak yang jadi juara 1. Kak Junior memang hebat.” timpalku.
“Kamu juga hebat, kok.” tambah Kak Junior.
“Kita semua hebat, kok!!!” timpalku.
“Junior dan Anita, kalian berdua juga mendapatkan beasiswa dari Kejuaraan ini serta berhak
 mengikuti OSP (Olimpiade Sains Provinsi) astronomi.” kata Pak Yanuar.
“Selamat ya, Anita. Kamu memang hebat. Ma’af bila aku selalu congkak terhadap kamu.” 
kata Risma.
“Iya, tidak apa-apa kok. Ma’afin aku juga bila aku punya kesalahan kepada kamu.” kataku.
“Thanks ya, Anita. Kamu memang temanku yang paling baik.” kata Risma.
Akhirnya, kami bertiga merasa bahagia karena telah membawa nama baik sekolah 
dalam OSK Astronomi. Seluruh komponen sekolah juga memberikan penghargaan kepada aku 
dan Kak Junior. Aku akan menjadikan OSK ini sebagai perintis menuju masa depanku yang 
cerah. Dan Risma juga sudah tidak memusuhiku lagi, sekarang kami berdua menjadi teman akrab.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

    0 komentar:

    Posting Komentar